Welcome to My blogger^____^
Hidup memang indah dikala kita bisa menikmati semua hal yang ada disekitar..cinta, kehidupan, serta perjalanan hidup yang patut untuk menjadi pelajaran kta semua..setidaknya, walaupun sedikit bisa menjadikan dirikita lebih baik dari sebelumnya..
Sabtu, 15 Oktober 2011
Baby oh My Baby^^
kemarin, tepatnya pukul 7 pagi (g terlalu inget pastinya sih),,baby kecil dengan tangan mungil itu menghirup udara segar di dunia ini..perjuangan yang udah dilalui selama sembilan bulan, sekarang terjawab juga..say what???'alhamdulillah'..anak adalah titipan Tuhan yang kudu kita jaga dari rambut sampai kaki dengan ketulusan cinta dan kasih sayang..jangan sia-siakan anugrah atau rejeki itu yang sengaja diturunkan karena Tuhan tahu kita sanggup untuk menimang serta menghidupinya hingga kelak dia jadi seorang yang pintar dan bersahaja^^..eiiittt!!jangan salah dulu, ini anak dari teman dekat aku hehehehehhe sungguh luar biasa wanita itu..tanpa keluh, tanpa ingin membebani siapapun, dia berusaha sendiri untuk terlihat tegar dalam menahan rasa sakitnya..
nama depannya Rama, diambil dari nama kakeknya (itu yang diceritakan)..sosok kakek atau orang tua dari si ibu ini, berjiwa besar, bijaksana, dan wibawa..mampu menjadi tonggak keluarga serta menjadi pegangan dan panutan bagi mereka keluarganya..karena suami dari ibu ini kagum dengan sifat baik dari sang kakek nya Rama, maka nama Rama dipakai sebagai doa yang mulia dari orang tuanya..
hidungnya mancung, bibirnya kecil tipis mirip bibir ibunya..tapi sekarang si kecil lagi pendiem, mungkin g mau ngrepotin orang tuanya juga kali ya hihihihihihihiih kulitnya yang halus, membuat ku selalu ingin terus menyentuh dan mencium pipinya yang tembem itu hehehheheheh haduuuuuhhhhh si kecil bikin kangen aja..lagi ngapain dia y??hmmmm mimik cucu kali hihihihihiih dia memang bukan anak ku, tapi bahagia itu bisa sampai k hati ini..aku memang suka dengan anak kecil, apalagi kalau bayi wuidiiiiiiiihhhhh doyan lah ngliatnya hahahahahha
harapan ku, mungkin sama dengan harapan orang tua si kecil, mudah-mudahan bisa mwnjadi laki-laki yang cinta dengan keluarganya, dan bisa melindungi ibu nya dari bahaya..menjadi panutan kelak dia berkeluarga, pemimpin yang bijaksana dan wibawa..kalau anak laki-laki nakal, aku pikir itu wajar, biar dia bisa jadi jagoan ibunya...
WELCOM TO THE BIG WORLD RAMA^^
nama depannya Rama, diambil dari nama kakeknya (itu yang diceritakan)..sosok kakek atau orang tua dari si ibu ini, berjiwa besar, bijaksana, dan wibawa..mampu menjadi tonggak keluarga serta menjadi pegangan dan panutan bagi mereka keluarganya..karena suami dari ibu ini kagum dengan sifat baik dari sang kakek nya Rama, maka nama Rama dipakai sebagai doa yang mulia dari orang tuanya..
hidungnya mancung, bibirnya kecil tipis mirip bibir ibunya..tapi sekarang si kecil lagi pendiem, mungkin g mau ngrepotin orang tuanya juga kali ya hihihihihihihiih kulitnya yang halus, membuat ku selalu ingin terus menyentuh dan mencium pipinya yang tembem itu hehehheheheh haduuuuuhhhhh si kecil bikin kangen aja..lagi ngapain dia y??hmmmm mimik cucu kali hihihihihiih dia memang bukan anak ku, tapi bahagia itu bisa sampai k hati ini..aku memang suka dengan anak kecil, apalagi kalau bayi wuidiiiiiiiihhhhh doyan lah ngliatnya hahahahahha
harapan ku, mungkin sama dengan harapan orang tua si kecil, mudah-mudahan bisa mwnjadi laki-laki yang cinta dengan keluarganya, dan bisa melindungi ibu nya dari bahaya..menjadi panutan kelak dia berkeluarga, pemimpin yang bijaksana dan wibawa..kalau anak laki-laki nakal, aku pikir itu wajar, biar dia bisa jadi jagoan ibunya...
WELCOM TO THE BIG WORLD RAMA^^
Kamis, 13 Oktober 2011
‘Ilalang-ilalang Kering’
Dulu kebun ini, sebelum dipenuhi dengan rerumput panjang, penghuni kecil yang suka berterbangan disana sini, banyak terdapat wewangian bunga berwarna warni. Aku suka untuk datang kesini dengan topi lusuh ku sebagai kantong untuk mengumpulkan banyak bunga. Di tengah kebun, agak kebelakang, ada ayunan tua yang cat kuningnya mengelupas terlalu banyak..sudah berapa lama aku tidak memainkannya??sungguh sangat lama ternyata hingga tak terawat lagi. Aku mencoba berjalan menyusuri halaman luas penuh bebauan liar, mendekati ayunan tua. Sesaat teringat pada masa lugu..berteriak, berlonjak-lonjak riang, lari kesana kemari, tertawa lepas, menangis sebam, semua tumpah memenuhi aura alam kecil ini.
Ibu pernah marah, karena aku tidak ingin beranjak pulang, membersihkan tubuh, mengganti baju untuk berkumpul bersama keluarga. Ibu tau aku sangat menyukai tempat ini, karena disunyinya tembok bercat putih, aku bisa merasakan dunia yang diciptakan khusus untuk ku adalah surga. Kenangan luka di kaki kanan, mengingatkan kejamnya duri jahat pada tangkai tumbuhan. Aku menangis..saking kesalnya, aku memukul duri itu dengan batu kecil hingga remuk tak bersisa. Duri itu tidak bersalah, hanya kurang berhati-hati, tapi kejadian mengerikan ini tidak membuat ku jauh dari surga. Seminggu dua kali, sepulang sekolah, hari sabtu dan minggu, sering datang mengunjungi surga, bermain sepuasnya dan memastikan bahwa surga ku baik-baik saja. Ketika bertengkar dengan ibu pun, surga menjadi pelampiasan.
Lihatlah sekarang, banyak ilalang-ilalang kering menguasai luasnya surga..di ayunan ini, terdengar mengeluarkan suara lelahnya..mungkin tangisan keluh tak terperhatikan lagi. Sangat mengerti perasaannya..sandarkan sejenak kepala rindu pada pegangan tangan sebalah kiri..aku rasakan bau tua mu. Sedikit teringan tentang kesukaan ku pada bunga anggrek..memalingkan muka ke kanan ayunan..ternyata anggrek kesayangan ku sudah mengering, bahkan ketika menyentuh, terasa sangat kasar pada keriput kulitnya. Ingin sekali kembali kemasa ceria, bermain kembali untuk berteriak, berlonjak-lonjak, lari kesana kemari, menangis karena tergores duri batang. Akankah waktu dapat membawa kembali ke surga ku yang dulu??
Tidak menyalahkan hari sekarang, hanya merasa pada masa lugu ku, warna yang diberikan selalu indah. Jika bersalah, tinggal meminta maaf pada bunga di sekaliling, karena hanya dengan mereka aku melakukan kesalahan. Aku suka disini, ketika hujan mulai reda, akan ada pelangi pagi, siang, malam. Cobalah berdiri sejenak setelah hujan di surga ku ini, kau akan melihat dengan jelas, pelangi dambaan ku, menghiasi senyum mata indah mu. Ayunan memang mulai tua, ilalang-ilalang kering menunjukkan keperkasaannya, tetapi pelangi ku takkan bisa kau singkirkan.
Ilalang, teman baruku, walaupun aku tidak suka dengan keberadaan mu, tapi bolehkah aku meminta satu permintaan saja?? Emm..jagalah surga ku dengan ilalang mu..mungkin aku akan kembali, jika lumut tembok sudah menebal..tampilah dengan wajah baru..air mata dan senyuman kecil, menjadi pelepas kepergian. Selamat bertemu kembali ilalang-ilalang kering..
Ibu pernah marah, karena aku tidak ingin beranjak pulang, membersihkan tubuh, mengganti baju untuk berkumpul bersama keluarga. Ibu tau aku sangat menyukai tempat ini, karena disunyinya tembok bercat putih, aku bisa merasakan dunia yang diciptakan khusus untuk ku adalah surga. Kenangan luka di kaki kanan, mengingatkan kejamnya duri jahat pada tangkai tumbuhan. Aku menangis..saking kesalnya, aku memukul duri itu dengan batu kecil hingga remuk tak bersisa. Duri itu tidak bersalah, hanya kurang berhati-hati, tapi kejadian mengerikan ini tidak membuat ku jauh dari surga. Seminggu dua kali, sepulang sekolah, hari sabtu dan minggu, sering datang mengunjungi surga, bermain sepuasnya dan memastikan bahwa surga ku baik-baik saja. Ketika bertengkar dengan ibu pun, surga menjadi pelampiasan.
Lihatlah sekarang, banyak ilalang-ilalang kering menguasai luasnya surga..di ayunan ini, terdengar mengeluarkan suara lelahnya..mungkin tangisan keluh tak terperhatikan lagi. Sangat mengerti perasaannya..sandarkan sejenak kepala rindu pada pegangan tangan sebalah kiri..aku rasakan bau tua mu. Sedikit teringan tentang kesukaan ku pada bunga anggrek..memalingkan muka ke kanan ayunan..ternyata anggrek kesayangan ku sudah mengering, bahkan ketika menyentuh, terasa sangat kasar pada keriput kulitnya. Ingin sekali kembali kemasa ceria, bermain kembali untuk berteriak, berlonjak-lonjak, lari kesana kemari, menangis karena tergores duri batang. Akankah waktu dapat membawa kembali ke surga ku yang dulu??
Tidak menyalahkan hari sekarang, hanya merasa pada masa lugu ku, warna yang diberikan selalu indah. Jika bersalah, tinggal meminta maaf pada bunga di sekaliling, karena hanya dengan mereka aku melakukan kesalahan. Aku suka disini, ketika hujan mulai reda, akan ada pelangi pagi, siang, malam. Cobalah berdiri sejenak setelah hujan di surga ku ini, kau akan melihat dengan jelas, pelangi dambaan ku, menghiasi senyum mata indah mu. Ayunan memang mulai tua, ilalang-ilalang kering menunjukkan keperkasaannya, tetapi pelangi ku takkan bisa kau singkirkan.
Ilalang, teman baruku, walaupun aku tidak suka dengan keberadaan mu, tapi bolehkah aku meminta satu permintaan saja?? Emm..jagalah surga ku dengan ilalang mu..mungkin aku akan kembali, jika lumut tembok sudah menebal..tampilah dengan wajah baru..air mata dan senyuman kecil, menjadi pelepas kepergian. Selamat bertemu kembali ilalang-ilalang kering..
‘Pohon Berakar Maaf’
Aku lahir di bawa pohon besar dan rindang ini, tentu saja dari rahim ibu ku. Beliau berkata bahwa ketika tubuh ku lengkap untuk keluar melalui mulut rahimnya, tangisan rasa dingin dan haus membuat jantung beliau perlahan mulai normal. “anak ku..”, berbisik dan menangis bahagia. Bidan yang membantu kelahiran beliau, langsung membungkus badan ku dengan kain hangat setelah dibersihkan dari darah yang menempel di badan. Setelah mereka merasa aku sudah cukup cantik dengan balutan kain berwarna biru, dengan lembut, mereka meletakkan badan kecil mungil di pelukan ibu. “oh..anak ku, kau terlihat sehat dan lucu (sembari tersenyum)..bidan, anak ku ini laki-laki atau perempuan??”, rasa penasaran ibu terhadap aku. “anak ibu perempuan..lihat lah raut dan rahangnya..dia cantik bukan??”, jawab bidan sembari tersenyum lembut. “terima kasih bidan..aku yakin dia cantik seperti ibunya”, ibu bangga mengatakan itu.
Perjalanan dari lahir hingga kini, menyisihkan cerita tersendiri bagi ku dan orangtua ku. Kenakalan demi kenakalan telah terurai indah sebagai cerita pelengkap sore yang semilir. Tentu saja anak yang nakal, akan mendapat hukuman dari orangtua..menyebalkan, tapi ini memang membuat mereka kesal. Anggap ini adalah resiko dari perbuatan yang telah aku lakukan..tidak separah dibayangkan, hanya rasa ingin tahu membuat aturan dilanggar. Tak perlu pusing mencari jika ingin menemukan ku dalam keadaan menangis..tentu saja teman setia akan di kunjungi..pohon besar tempat kelahiran. Jika ibu tak mampu menjadi pendengar keluh, pohon inilah singgah kedua sebagai pendengar setia. Dia tak akan menjawab semua pertanyaan, tetapi mampu memberi kesejukan tersendiri. Dalam perjalanan kembali kerumah, nyanyian kecil keluar dari mulut sembari melepas tawa dan bahagia..tapi, sesampainya dirumah, hanya bisa melepas sedikit senyum untuk mereka, orangtua ku..hingga lari ke kamar dan menguncinya dari dalam.
Menikmati umur yang tak lagi muda, memberikan beban dan timbul tanggung jawab besar. Aku lelah dan jenuh dengan penilaian mu, aku tak lagi sependapat dan sepemikiran. Mengertilah bahwa aku punya pohon besar yang hingga kini tak/belum rapuh dengan usianya..hati ini merintih dan ingin berteriak. Ketika gejolak hati, ketidak stabilan emosi mendominasi, aku menyebut nama baliau..”ibu..maafkan aku, selalu membuat mu menangis dan sedih..tidak ada maksud untuk menyakiti hati, tapi aku tak lagi sepemikiran dengannya..maaf ibu, aku belum bisa membahagiakan kalian..tak ada maksud lain selain ingin membuat mu tersenyum, ibu..Tuhan, lindungilah beliau dari segala keburukan..berilah kesabaran dan ketenangan pada hatinya..berikanlah kebahagiaan kepada beliau jika aku tidak mampu lagi..alihkan rasa sakit beliau kepada ku..hanya tak ingin melihat dia menangis karna ku..”,kataku dalam isak tangis doa.
Ibu, jika kau tak dapat menemukan ku di banyak tempat, temukan aku di pohon besar yang berakar kuat sebagai rumah kelahiran ku. Kisahnya mirip dengan mu, ibu..disinilah keluh kesah aku tuangkan, walaupun pohon ini tak lagi sedang mendengar..tetapi, kokoh dan tenangnya mirip dengan mu..kalian penuh dengan maaf..
Depok, 20 November 2010
Perjalanan dari lahir hingga kini, menyisihkan cerita tersendiri bagi ku dan orangtua ku. Kenakalan demi kenakalan telah terurai indah sebagai cerita pelengkap sore yang semilir. Tentu saja anak yang nakal, akan mendapat hukuman dari orangtua..menyebalkan, tapi ini memang membuat mereka kesal. Anggap ini adalah resiko dari perbuatan yang telah aku lakukan..tidak separah dibayangkan, hanya rasa ingin tahu membuat aturan dilanggar. Tak perlu pusing mencari jika ingin menemukan ku dalam keadaan menangis..tentu saja teman setia akan di kunjungi..pohon besar tempat kelahiran. Jika ibu tak mampu menjadi pendengar keluh, pohon inilah singgah kedua sebagai pendengar setia. Dia tak akan menjawab semua pertanyaan, tetapi mampu memberi kesejukan tersendiri. Dalam perjalanan kembali kerumah, nyanyian kecil keluar dari mulut sembari melepas tawa dan bahagia..tapi, sesampainya dirumah, hanya bisa melepas sedikit senyum untuk mereka, orangtua ku..hingga lari ke kamar dan menguncinya dari dalam.
Menikmati umur yang tak lagi muda, memberikan beban dan timbul tanggung jawab besar. Aku lelah dan jenuh dengan penilaian mu, aku tak lagi sependapat dan sepemikiran. Mengertilah bahwa aku punya pohon besar yang hingga kini tak/belum rapuh dengan usianya..hati ini merintih dan ingin berteriak. Ketika gejolak hati, ketidak stabilan emosi mendominasi, aku menyebut nama baliau..”ibu..maafkan aku, selalu membuat mu menangis dan sedih..tidak ada maksud untuk menyakiti hati, tapi aku tak lagi sepemikiran dengannya..maaf ibu, aku belum bisa membahagiakan kalian..tak ada maksud lain selain ingin membuat mu tersenyum, ibu..Tuhan, lindungilah beliau dari segala keburukan..berilah kesabaran dan ketenangan pada hatinya..berikanlah kebahagiaan kepada beliau jika aku tidak mampu lagi..alihkan rasa sakit beliau kepada ku..hanya tak ingin melihat dia menangis karna ku..”,kataku dalam isak tangis doa.
Ibu, jika kau tak dapat menemukan ku di banyak tempat, temukan aku di pohon besar yang berakar kuat sebagai rumah kelahiran ku. Kisahnya mirip dengan mu, ibu..disinilah keluh kesah aku tuangkan, walaupun pohon ini tak lagi sedang mendengar..tetapi, kokoh dan tenangnya mirip dengan mu..kalian penuh dengan maaf..
Depok, 20 November 2010
Inilah Rasa Itu
Ketika matahari mulai tenggelam,masih saja aku berdiam diri menikmarti semilir angin sore,menyisakan begitu banyak harapan. Kepenatan membuatku rindu keindahan,keceriaan,dan ringannya tawa. Ada sebuah alur cerita yang tak bisa diukur karena kisahnya selalu belum menemukan titik akhir sebagai penutup. Kesengajaan untuk mendapatkan yang terbaik,selalu dinanti setiap manusia, tetapi hal yang kadang tidak kita inginkan datang lebih dulu dari pikiran. Nikmati,rasakan kelebihan serta terima kekurangan itu. Melegakan sekali ketika menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan rasa perasaan bergetar dalam nada,seakan akan semua penat,benci,kekesalan tumpah terbang bersama debu.
Menjadi manusia baik memang sangatlah tidak mudah karena terlalu banyak cobaan datang satu persatu. Memejam mata,menunduk,berdegub,mengepal tangan,menggigit bibir..inilah air mata yang sedang berusaha untuk jujur pada setiap alirannya. Merasakan setiap helaian rambut tersapu angin menghampiri wajah bimbang. Akankah semua baik-baik saja? Tak pernah terfikirkan bahkan bayangan sepeti apa..datanglah Engkau Tuhan di depan ku,dan rasakan tangan berkeringat ini..ceritakanlah hidupku nantinya..mau ku jamu dengan apa Engkau untuk bercerita di sore hari ini?aku hanya ingin bersama Mu,bersandar ketengan dan keikhlasan. Aku ingin memeluk Mu Tuhan,dekaplah dengan rasa sayang Mu yang begitu indah..agar aku tenang menjalani semuanya.
Aku ulurkan tangan kearah sisa sinar matahari yang tenggelam tadi,berusaha untuk menyentuh kuasaNya. Kesabaran ku menipis,slalu meminta keikhlasan menjalani hidup yang terkadang tidak pernah kita duga-duga. Aku belum siap dengan kejutan itu..berhentilah sebentar agar aku bisa mengatur nafas,menyiapkan kain kecil untuk mengusap airmata ku nanti,mencoba membiasakan diri..
Jadilah tongkat ku ketika kaki mulai tak sanggup menopang badan,jadilah punggung ketika aku butuh sandaran untuk menangis,jadilah tonggak untuk aku berpegangan ketika angin kencang datang menghampiri,jadilah pendengar ketika semua keluh tercurah tak terbendung,jadilah penasehat disaat hati sedang galau tak bertuan,jadilah pembimbing disaat kebingungan menentukan arah langkah kaki,jadilah sinar kebahagian ketika tawa ku mulai melebar melihatkan keceriaan yang Kau inginkan,jadilah rumah untuk ku berteduh dari segala kekacauan..
Dengan hela nafas panjang aku berkata,’datanglah dan hampiri aku Tuhan’..
Langganan:
Postingan (Atom)